Luka Bakar

PEMERIKSAAN FISIK PADA PASIEN LUKA BAKAR
     Luka bakar adalah cedera atau kerusakan kulit dan jaringan tubuh lain oleh trauma panas, yaitu : Api, air panas, radiasi, radioaktif, listrik, friksi, atau kimia.
     Kasus luka bakar merupakan masalah kesehatan masyarakat Global. Kurang lebih terdapat 265.000 kematian setiap tahun yang disebabkan oleh api. Lebih dari 96% luka bakar fatal yang disebabkan api terjadi di Negara berpenghasilan menengah ke bawah. Di Indonesia belum ada data Nasional angka kematian atau kejadian luka bakar nasional.
     Luka bakar dalam tidak dapat dirawat konservatif, jaringan mati harus dibuang melalui eksisi. Makin dalam luka bakar, makin besar beresiko infeksi, bekas luka berupa keloid atau parut hipertrofik, kontraktur, kecacatan lain, dan bahkan kematian.

 Karakteristik Luka Bakar Sesuai Derajatnya


Derajat Kedalaman
warna
Bula
Capilarry refill
sensasi
penyembuhan
I
Merah
Tidak
Ada
Ada
Ya
II A
Pink pucat
Kecil
Ada
Nyeri
Ya
II B
Merah gelap
±
Tidak ada
Tidak ada
Tidak
III
Putih
tidak
Tidak ada
Tidak ada
Tidak







LUKA BAKAR DERAJAT II-III 90% KARENA API PADA LAKI-LAKI 
Stevan wedi kurniawan, Susianti
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

     Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan dan kehilangan jaringan disebabkan kontak dengan sumbersuhu yang sangat tinggi seperti kobaran api di tubuh, jilatan api ke tubuh, terkena panas, tersentuh benda panas, akibat serangan listrik, akibat bhan-bahan kimia, serta sengatan matahari dan suhu yang sangat rendah. 
     Berdasarkan American Burn Association luka bakar derajat II merupakan luka bakar yang kedalamannya mencapai dermis biasanya ditemukan nyeri, pucat jika ditekan, dan ditandai adanya bulla berisi cairan eksudat yang keluar dari pembuluh darah karena permeabilitas dindingnya meningkat, dan luka bakar derajat III. Kedalaman luka bakar ini mencapai seluruh dermis sampai ke lemak subkutan yang keras, tidak nyeri, dan warnanya hitam, putih, atau merah ceri.
     Luka bakar merupakan cedera yang disebabkan oleh panas, listrik, radiasi atau zat korosif yang paling banyak didapatkan oleh panas(api).penanganan dengan cepat dapat mengatasi terjadinya afiksia dan syok hipovolemik. setelah dilakukan terapi, kondisi pasien sampai pada saat ini masih dalam keadaan tahap perbaikan dan kondisinya semakin membaik.

 Sumber:
 https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=jurnal+pemfis+pada+pasien+luka+bakar&btngG=
 http://repository.lppm.unila.ac.id/5782/1/Medula%20vol%207%20No%202%202017%202.pdf
        


Komentar

Postingan populer dari blog ini

UAS PRODI S1 KEPERAWATAN

JENIS TANDA-TANDA VITAL